Fathul kalam

Saturday 1 October 2011

Muhasabah seketika


Muhasabah Seketika…
Marilah kita renungkan….
Penerbangan terakhir kita bukan dengan pesawat AIRLINES, tapi KERANDA yang dipandu 4 manusia menjadi roda. Bekal kita bukan WANG dan HARTA, tapi AMAL IBADAH. Baju yang kita pakai buka jenama LEVIS tapi kain KAFAN. Bukan PRAMUGARI yang melayan kita, tetapi MALAIKAT MUNKAR NAKIR. Pendaratan kita bukan di JAPAN atau USA, tapi TANAH PERKUBURAN… Paspot kita Al-Islam, visa kita bukan 2 Tahun, tapi untuk Selama-lamanya. Tempat tidur kita bukan SPRINGBED, tapi TANAH LIAT… Adakah kita sudah bersedia…?

Makna Kebahagiaan…
Kebahagiaan itu diibaratkan seperti sebatag pohon yang rendang, tempat tumbuhnya adalah jiwa dan perasaa kemanusiaan, ketakwaan kepada Allah adalah merupakan air, udara dan cahaya yang membantu pertumbuhannya…
(Yusuf al-Qardawi)

Air mata Rasulullah



Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,'
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.


'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.

'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ' kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan..
'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'

'Jangan  khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.


'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'

Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi.

'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku.'
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku' 'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

'Ummatii,ummatii, ummatiii? ' - 'Umatku, umatku, umatku'

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi


Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.


munajat seorang musafir hina

Wahai Tuhan kami, jadikanlah cinta kami kepada Mu sebagai sesuatu yang paling kami sukai, dan rasa takut kami pada Mu sebagai suatu rasa yang paling dalam.

Putuskanlah segala ketergantungan dunia dari kami, dan gantilah dengan rasa rindu untuk berjumpa dengan Mu.

Jika Engkau memberikan kepada ahli dunia kesejukan harta mereka, maka jadikanlah kesejukan bagi kami di dalam ibadah kami.

Allahumma ameen.
hari ini ia pergi meninggalkan,
membawa pesan drpd ilahi,
apakah sahabat telah mati?

Tidak!! bukan sahabat yang mati
tetapi hanye tikus yang mati
mereka telah teracuni 
jagung hijau milik petani

menggenggam janji
sperti menggenggam mawar berduri
apkah kau tahu erti sahabat sejati?

sahabat bak burung merpati
selalu bersama dalam keluarga inti
selalu berbagi saat jagung berlari
meskipun ia pergi tetapi tetap kembali
insyaAllah smuenye dengan izin Ilahi.